Kamis, 01 September 2011

Belajar Dari Hidup Orang Lain

Judul buku     : Suster Rosalie Rendu, PK
Pengarang      :

Masa kanak-kanak
            Yohana Maria Rendu lahir pada tanggal 9 September 1786, di desa Confort, daerah Gex, wilayah Jura. Dia anak pertama di antara empat anak puteri. Orang tuanya sederhana yang mempunyai beberapa ladang di daerah pegunungan, cukup mampu dari sudut ekonomi dan mempunyai nama baik di seluruh desa. Yohana Maria mendapat Sakramen Baptis, pada hari kelahirannya di Gereja Paroki Lancrans. Pada saat Yohana Maria Rendu baru berusia tiga tahun, meletuslah Revolusi Perancis. Terjadi pengejaran para imam. Rumah keluarga Rendu menjadi tempat perlindungan bagi para imam refrakter (inilah julukan mereka yang menolak konstitusi sipil bagi para imam). Dalam suasana penuh resiko ini, Yohana Maria mendapat pembinaan.  Komuni pertama diterimanya pada malam hari, di gudang anggur bawah tanah, diterangi oleh cahaya lilin. Kematian ayah, 12 Mei 1796, serta kematian adiknya yang baru berumur empat bulan, pada tanggal 19 Juli tahun yang sama, membawa kekacauan luar biasa dalam keluarga. Yohana Maria sadar akan tanggung jawabnya sebagai puteri yang tertua, membantu ibunya, secara khusus untuk merawat adik-adiknya.

Panggilan
            Setelah masa penuh ancaman berakhir, pelan-pelan suasana damai sungguh terasa dan hidup mulai berjalan seperti biasa. Selama 2 tahun, Yohana Maria tinggal di biara Suster Ursulin di Gex setelah diantar oleh ibunya. Waktu ia berjalan-jalan ia melihat ada rumah sakit yang dikelola oleh suster-suster PK. Maka ia membantu para suster di sana dengan persetujuan ibunya. Di sinilah panggilannya sebagai PK mulai tumbuh.
            Pada tahun 1802, ia ingin pergi ke Paris untuk masuk PK dengan sahabatnya Armanda Jacquinot. Niatnya ini di dukung oleh ibunya dan pastor parokinya, Rm. De varicourt, pastor paroki Gex. Ibunya sungguh terharu dan bergembira karena panggilan anaknya.

Di tengah suster PK
            Pada tanggal 25 Mei 1802 Yohana Maria masuk rumah induk PK di rue du Vieux Colombier di Paris. Saat itu ia hampir genap 16 tahun. Kedatangan Yohana maria dan kawan-kawannya disambut oleh 50 pemudi yang sedang menjalani masa pembinaan.

Di daerah Mouffetard
            Ia bersemangat sekali untuk terjun dalam kegiatan, melayani di daerah Mouffetard. Daerah ini sangat menonjol karena kemiskinannya. Kemiskinan dalam bentuk psikologis dan rohani, penyakit, kelaparan, perumahan yang tidak memenuhi syarat dari segi kesehatan. Ia mendapat nama Suster Rosalie. Ia membantu pelayanan di jalan-jalan dan mengajar membaca anak-anak puteri yang diterima di sekolah tanpa bayar. Tahun 1807, ia dan para suster yang lain mengucapkan kaul untuk membaktikan diri demi pelayanan bagi kaum miskin.

Pimpinan komunitas di pondok amal
            Pada tahun 1815 Suster Rosalie menjadi pimpinan dalam komunitas yang tinggal di rue des Francs Bourgeoies. Dalam tugas yang baru ia bisa tampil dengan segala bakatnya: pengabdian, kewibawaan, kerendahan hati, belaskasihan, kemampuan berorganisasi. ia mengutus suster-susternya kepada semua tempat tersembunyi di paroki Sant-medard untuk membawa makanan, pakaian, obat dan untuk bercakap-cakap dengan dengan orang miskin, agar dengan demikian mereka bisa mendengarkan kata-kata penghiburan. Ia juga membuka balai pengobatan, apotik, sekolah, asrama untuk anak yatim piatu, pondok penitipan bayi, pusat pembinaan untuk wanita muda yang menjadi buruh dan panti untuk merawat orang-orang tua. Secara khusus dia memberi perhatian kepada para suster dan para imam yang mendapat gangguan psikis. Surat-suratnya memang singkat tetapi mengharukan, karena mengungkapkan perasaannya yang halus, kesabarannya dan rasa hormat kepada orang-orang sakit. Sehingga dalam waktu singkat namanya menjadi terkenal di semua wilayah ibukota, dan juga di luar, di kota-kota Perancis.
            Ada tantangan yang ia hadapi yaitu wabah kolera, dan kurangnya kebersihan karena kemiskinan. Pada tahun 1832 dan 1846, ia dan para suster yang lain turun ke jalan-jalan untuk memungut jenazah-jenazah yang terkena penyakit kolera dan kemiskinan lainnya.

Menjelang akhir hidup
            Kesehatan Suster Rosalie tak pernah mantap. Tetapi dia tak merasa perlu minta istirahat. Selama dua tahun terakhir hidupnya sedikit demi sedikit dia menjadi buta, dan setelah masa sakit yang singkat, wafat pada tanggal 7 Februari 1856. Banyak orang menyaksikan upacara pemakaman beliau di pemakaman Montparnasse.
            “Dalam mimpi saya merasa berada di depan pengadilan Allah. Dengan sikap yang sangat tegas Dia menyambut saya dan sudah siap untuk mengumumkan hukumanNya bagi saya. Tetapi tiba-tiba saya merasa dikelilingi oleh massa besar orang-orang yang memakai sepatu tua, sandal, topi, yang ditunjukkan kepada Allah sambil berkata: “Suster inilah yang telah memberikan semuanya ini kepada kami”. Setelah itu Yesus Kristus memandang saya dan berkata: “Berkat semua barang bekas ini, yang telah diberikan atas namaKu, saya membuka bagimu pintu firdaus. Masuk ke dalam surge untuk selama-lamanya”.
            Dari surat Suster Rosalie kepada Armand de Melun, pengarang riwayat hidupnya yang pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerpen: Kado Buat Tuhan

Matahari bersinar cerah sore ini. Sedikit cahaya masuk kamar saya. Tepat mengenai mata saya. Saya segera bangun dari tidur siang karena sil...